Monday, June 29, 2009

Bumi-ku dan Bumi-mu

mengapa engkau masih juga meng-angkasa wahai panglima langit?
padahal aku sudah menapakkan kaki di bumi-mu.


turunlah...
tapakkan kaki-mu di sini, di bagian lain dari bumi-mu,
yang kuberi nama bumi-ku.

apa sayap-mu tidak lelah panglima?
turunlah kemari, tapakkan kaki-mu pada bumi-ku.


aku bosan meng-angkasa,
berada dalam kumpulan awan yang tak berwarna.
semua tampak sama di sana.
tak bisa diraba, tak bisa ditandai, ataupun dijejaki.

siapa yang akan percaya bahwa aku pernah terbang ke sana bersama mu,
sang panglima langit?
tak ada bukti bahwa kita pernah berada dalam kumpulan awan itu.


berbeda dengan bumi.
sekali kau menapak,
maka setiap langkahmu akan terukir pada bumi-ku.
terukir pada prasasti bumi.

lebih baik seperti itu.
agar semua manusia tau bahwa kita pernah berada di sini.

agar mereka tau, aku pernah menapakkan kaki-ku pada bumi-mu,
dan kau pernah menapakkan kaki-mu pada bumi-ku.

5 comments:

  1. hay ayuuuu ! puisisnyaaaaa aduhai sekali.. hehehe
    kayaknya aku tau ini buat siapa deh :p

    ReplyDelete
  2. buat...an dalam negeri

    ReplyDelete
  3. sekali kau menapak,
    maka setiap langkahmu akan terukir pada bumi-ku.

    awww. hihi
    yu gue link yaaaaa

    ReplyDelete
  4. wowwww..keren

    walau terkadang memaknai puisi itu sangant subjektif dan ambigu, namun distulah letak keindahan puisi

    hai anakku kata lukman
    ajarkan anakmu sastra
    agar ia pandai berkata kata
    karena kata lebih tajam dari pedang
    dan tuliskan kata kebenaran pada pelepah korma
    ceritakan pada anak cucumu
    itulah arti perjuangan
    itulah arti keberadaan
    yaitu kata kata......(ahta)

    ReplyDelete
  5. makasi semuanya udah leave comment :)

    (sebenernya jadi malu kalo ada yag baca, hehe)

    ReplyDelete