Wednesday, March 25, 2009

POOR DOLL

entah sudah berapa lama mata ini tak terpejam,
entah sudah berapa lama pikiran ini malayang,
entah sudah berapa lama hati kecil ini memaki.

aku jenuh, aku bosan, aku muak.
mereka datang meraihku, lalu dengan seenaknya meletakkan ku kembali ke etalase.
aku muak bereda dalam etalase, berada di balik kaca kusam toko ini.

menjadi boneka adalah takdirku, tapi bukan keinginanku.
setidaknya, aku ingin terbungkus cantik menjadi sebuah hadiah terindah untuk sebuah momen yang tak terlupakan.


**

pintu terbuka. seorang pembeli datang.
orang itu adalah pria bertubuh besar tapi wajahnya lembut.
ia mamandangi tiap sudut toko dan mengamati kami satu-persatu.

tangannya terjulur ke arahku.
iya meraihku, menggenggamku, lalu berjalan ke arah kasir.
saat langkah yang ketiga, ia terhenti, terlihat keraguan dalam rautan wajahnya.
ia kembali ke etalase tempatku semula, lalu meletakkan aku kembali terduduk disana dalam kekecewaan.
sejenak ia terlihat seperti berpikir.
ia mengambil sebuah boneka lain dengan tangan kanannya, dan ia kembali maraihku dengan tangan kirinya.
ia menempelkan tubuh kami dan mancoba membandingkannya.
boneka itu cantik, lebih menawan bila dibandingkan denganku.
lagi-lagi ia meletakkan aku kembali ke etalase ku.
lalu ia berjalan menuju kasir dan menjatuhkan pilihan atas boneka itu, bukan aku.

***

tak berapa lama, datang seorang gadis kecil bersama dengan ibunya.
sudah beberapa kali aku melihatnya datang ke sini.
mata gadis itu selalu tertuju ke arahku.
saat ibunya lengah, ia selalu datang menghampiriku dan meraihku seakan-akan ia sangat ingin memilikiku.
di tangan gadis itu tergantung sebuah boneka barbie yang cantik.
gadis kecil itu terlihat tidak peduli dengan boneka barbienya, ia sibuk bermain bersamaku.
aku senang, apa hari ini gadis kecil itu akan membeliku? apa sudah berhasil membujuk ibunya untuk membeli boneka baru?
kembali kulirik boneka barbie yang ia bawa.
rasanya hampir tidak mungkin, boneka itu masi terlalu indah untuk di acuhkan.

sang ibu meamanggil si gadis kecil,
dengan raut mamohon, si gadis kecil menghampiri ibunya sambil terus menunjukkan tangannya ke arahku.
sang ibu menggeleng.
gadis kecil itu kembali meletakkanku di etalase seperti sebelumnya.

***

pengunjung yang ke tiga...
pengunjung yang ke empat...
pengunjung yang ke lima...
pwngunjung yang ke enam...
pengunjung yang ke tujuh...

dan seterusnya...

***
apakah aku tidak layak untuk di beli? apakah aku hanya pantas dijadikan sebagai boneka yang dikagumi tanpa harus dibeli? apakah semua pengunjung selalu akan menimbang-nimbang untuk membeliku? apakah akan ada balasan yang sesuai dengan kesetiaanku dalam semua kemuakan ini?

**


"..................entah sudah berapa lama mata ini tak terpejam,
entah sudah berapa lama pikiran ini malayang,
entah sudah berapa lama hati kecil ini memaki.

aku jenuh, aku bosan, aku muak.
mereka datang meraihku, lalu dengan seenaknya meletakkan ku kembali ke etalase.
aku muak bereda dalam etalase, berada di balik kaca kusam toko ini.

menjadi boneka adalah takdirku, tapi bukan keinginanku.
setidaknya, aku ingin terbungkus cantik menjadi sebuah hadiah terindah untuk sebuah momen yang tak terlupakan............"

No comments:

Post a Comment